Partai Pekerja Belgia Menentang Intervensi Imperialis di Mali.

Pernyataan Partai Pekerja Belgia, 16 Januari 2013

.

Sumber: Fight Back! News, sayap berita dari Freedom Road Socialist Organization, 16/1/2013, alamat

http://www.fightbacknews.org/2013/1/16/workers-party-belgium-opposes-imperialist-intervention-mali

Mengacu blog BJ Murphy The prison gates are open …, alamat

http://redantliberationarmy.wordpress.com/2013/01/17/workers-party-of-belgium-opposes-imperialist-intervention-in-mali/

.

Fight Back! News Service mengedarkan pernyataan Partai Pekerja Belgia 16 Januari, berikut ini:

.

 

Melawan Partisipasi Belgia dalam Intervensi Militer Prancis di Mali

..

Pemerintah Belgia telah memutuskan untuk berpartisipasi dalam intervensi militer Prancis di Mali, dengan menyumbangkan dua pesawat transport C-130.

Kekuatan militer Barat dinyatakan (avowedly—Red) bertujuan untuk menghentikan kemajuan kelompok-kelompok pemberontak Islamis di Utara negeri tersebut, atas permintaan pemerintah Mali dan dengan dukungan, yang diberikan sesaat setelah dimulainya intervensi, oleh Dewan Keamanan PBB.

Dengan intervensi Prancis, Presiden Prancis François Hollande berperan ‘seorang diri’ (cavalier seul /alone—Red). Dengan aksi perangnya, ia merusak inisiatif perdamaian PBB yang dielaborasikan (digarap secara tekun dan teliti—Red/Badudu, 2005) dengan beberapa negeri Afrika.

Fakta bahwa Mali akhir-akhir ini menjadi tempat timbulnya keributan (hornets’ nest—Red/Echols-Shadily, 2005), sebagian besar akibat perang NATO di Libia dan berpuluh-puluh tahun politik Barat menggapil (campuri tangan—Red/Endarmoko, 2006) urusan negeri tersebut. Dalam situasi Mali yang kompleks, satu-satunya peluang untuk menggantikannya dengan perdamaian, stabilitas dan pembangunan adalah lewat inisiatif sangat berhati-hati yang memiliki basis dukungan yang luas terutama Afrika  

Intervensi Prancis tentu saja sama sekali bukan tanpa pamrih (self-interest—Red). Sebagai mantan kekuatan kolonial (berhubungan/berkenaan dengan sifat-sifat jajahan—Red/KBBI, 1999), Prancis terus memiliki kepentingan-kepentingan ekonomi yang besar di wilayah tersebut.

Mali mempunyai tambang-tambang emas dan minyak, sementara uranium juga diekstrak (disaripatikan—Red/Badudu, 2005) di wilayah itu, digunakan sebagai bagian dari industri nuklir Prancis.

Sama seperti pemboman NATO yang mematikan di Libia dua tahun lalu, Belgia cepat sekali menawarkan partisipasinya terhadap intervensi militer Prancis. Dan hal ini tanpa debat demokratis apapun mengenai tujuan, konsekuensi-konsekuensi atau biayanya.

Dalam sebuah periode langkah-langkah penghematan  biaya yang menyakitkan dan pemotongan anggaran sosial, setiap kenaikan anggaran Pertahanan hanyalah olok-olokan.

Pemerintah Belgia tidak jelas mengenai durasi intervensi militernya di Mali. Menteri Pertahanan Pieter De Crem hanya menginformasikan pada para wajib pajak bahwa hal itu bisa berdurasi “sangat singkat, singkat, atau sedang”.

Sebagai evaluasi pertama hanya akan dibuat pada akhir Februari, (ketika—Red) misi tersebut akan berlangsung sedikitnya enam pekan. Artinya, sebagai sebuah awal, lantaran periode ini bisa diperpanjang beberapa kali lagi, seperti yang terjadi dengan militer Belgia di Afghanistan.

Sementara itu, untuk berapa banyak yang tewas, terluka dan mengungsi di Mali, pemerintah Belgia (di bawah kepemimpinan—Red) Di Rupo (PS) (bahasa Prancis: Parti Socialiste Belge/Partai Sosialis Belgia—Red) akankah bertanggung jawab?

Partai Pekerja Belgia (PPB) menentang setiap intervensi imperialis di Mali, seperti halnya di tempat lain.

ooOoo

Tinggalkan komentar