dk-79g-castro-sputnik-3

© REUTERS / Oswaldo Rivas

.

Oleh John Wight

.

Sumber: Sputniknews.com,  29/11/2016 16:53 (Diperbarui 29/11/2016  16:57)

.

Dibahasaindonesiakan oleh Redaksi Dasar Kita

.

Kematian Fidel Castro, pada usia 90, telah memicu perdebatan sengit di Barat atas warisannya. Saya secara khusus menyebutkan Barat seperti di tempat lain yang tidak ada perdebatan: Castro dipuji sebagai salah satu emansipator besar sejarah, seorang lelaki yang memimpin sebuah revolusi yang berhasil melemparkan kuk [yokekuk – Red DK] imperialisme AS.

.

Lamun di Barat para komentator [commentariat] liberal telah bersatu padu dalam mengecam Castro sebagai tiran iblis [evil tyrant]  dan penyiksa [torturer] yang memerintah Kuba selama lebih dari lima dasawarsa dengan tangan besi, memberangus [quashing] HAM rakyat Kuba, yang kini bangun dari kematiannya untuk dapat menatap masa depan yang aman dalam pengetahuan di mana kebebasan dan demokrasi menanti [beckons].

dk-79g-castro-sputnik-5

Ketika kita berbicara tentang kritik Castro, perlu untuk menunjukkan bahwa kita yang sedang berbicara di sini adalah orang-orang yang hidup dalam masyarakat di mana kemiskinan telah resmi dikriminalisasi dan yang miskin dipersetankan, dihina, dan ditinggalkan sebagai sebuah nasib kepapaan dan keputusasaan.

Kita berbicara, pada [isu] utama itu, [bahwa] jenis kaum pria dan wanita yang berjalan atau berkendara melewati tentara yang terus tumbuh dari tunawisma, yang menjajah jalanan desa-desa dan kota-kota di seluruh Barat, korban dari sistem ekonomi neoliberal yang riil tiran dalam dunia kita, [mereka yang] tanpa mengedipkan kelopak mata.

Dengan kata lain, kita menyoalkan orang-orang yang mengutuk Fidel Castro yang diliputi dengan kemunafikan, jenis yang umum di antara orang-orang yang telah menyerap kebenaran yang diterima dari kekaisaran [empire].

Yang paling mendasar dari kebenaran-kebenaran itu adalah bahwa Barat telah ditahbiskan sebagai ilahi dengan tugas menjajah Dunia Ketiga — budaya, ekonomi, dan geopolitik — yang terdiri dari rakyat dengan budaya, peradaban dan nilai kemanusiaan [human worth] yang lebih rendah.

.

dk-79g-castro-sputnik-6

Metrik di mana warisan Castro harus dinilai adalah transformasi Kuba sebagai hasil dari revolusi yang dia pimpin dan menginspirasi. Dan dalam hal ini satu fakta yang menonjol bersinar lebih dari yang lain — yaitu bahwa satu-satunya tempat di dunia di mana Anda akan menemukan anak-anak Kuba tunawisma saat ini adalah Miami.

Mari kita luangkan waktu untuk memeriksa secara rinci warisan “tiran” Fidel Castro:

  • Kuba saat ini satu-satunya negara di Amerikas [Americas; kawasan benua Amerika mencakup pulau-pulau, sebelah Utara, Tengah dan Selatan/Latin] di mana kekurangan gizi anak tidak eksis (UNICEF).
  • Kuba memiliki tingkat kematian anak terendah di Amerikas (UNICEF). Sebanyak 130.000 siswa telah lulus dari sekolah kedokteran di Kuba sejak 1961.
  • Kuba telah menghilangkan tunawisma (Knoema)
  • 54% dari anggaran nasional Kuba digunakan untuk layanan sosial. Kuba memiliki sistem pendidikan terbaik di Amerika Latin.
  • Kuba telah mengirimkan ratusan dokter dan perawat dalam misi medis ke seluruh Dunia Ketiga.
  • Kuba adalah negara pertama yang menghilangkan penularan HIV dari ibu ke anak (Organisasi Kesehatan Dunia [WHO])

Jika hanya rakyat Haiti atau rakyat dari Republik Dominika yang  memiliki tiran seperti yang berkuasa di negara mereka. Jika hanya kaum miskin di AS dan Inggris yang memiliki seorang tiran seperti pada kepala pemerintah mereka masing-masing.

[Maka] Ketika tiba pada tuduhan bahwa homoseksual dianiaya di Kuba setelah revolusi, tak pelak lagi bahwa hak-hak LGBT yang tidak ada di Kuba pada tahun enam puluhan dan untuk sebagian besar tahun tujuh puluhan, hanya karena mereka [memang] tidak ada di sebagian besar dunia .

Homoseksualitas, misalnya, dilegalkan [decriminalized] di Kuba pada 1979, yang lebih baik dibandingkan dengan Skotlandia dan Irlandia Utara di Inggris, masing-masing pada 1980 dan 1982.

Selain itu, aktivitas seksual sesama jenis baru dibuat legal di seluruh Amerika Serikat pada 2003. Juga perlu diingat bahwa homoseksualitas saat ini adalah perbuatan kriminal di Arab Saudi — sekutu terdekat Inggris dan Amerika dan sebuah masyarakat di mana perempuan diperlakukan sebagai budak dan orang dipenggal kepalanya secara rutin — dapat dijatuhi hukuman mati.

dk-79g-castro-sputnik-7
[Cuba After Fidel: How Castro’s Brother Will Develop Relations With the World]

Faktanya adalah bahwa keberadaan homofobia di Kuba mendahului Fidel Castro dan Revolusi Kuba sekitar abad kelima. Ia bercokol sebagai bagian dari nilai-nilai budaya masyarakat Kuba, bahkan nilai-nilai budaya di seluruh Amerikas, tata tertib [courtesy] Gereja Katolik.

Fidel Castro adalah produk dari nilai-nilai tersebut  tetapi oleh keyakinannya kemudian meninggalkan nilai-nilai itu, sadar akan keadilan hak-hak LGBT. Saat ini keponakannya sendiri, Mariela Castro, memainkan peran aktif dalam komunitas LGBT Kuba, memimpin parade kebanggaan gay tahunan secara nasional [the country’s annual gay pride parade] di Havana tahun lalu.
.

dk-79g-castro-sputnik-8

Sementara itu, yang untuk penyiksaan, dapat ditemukan di satu-satunya tempat di pulau Kuba, adalah di fasilitas penahanan militer AS, di Teluk Guantanamo. [Guantánamo Bay]

Poin kuncinya yang harus diingat ketika kita datang ke Kuba dan negaranya yang [sedang] membangun  adalah bahwa negeri dan masyarakat ini tidak hadir di atas lembaran kertas kosong.

Di Dunia Ketiga perkembangan mereka tidak dapat dipisahkan dari perjuangan kehidupan nyata terhadap hambatan besar yang ditempatkan di jalan mereka oleh sejarah kolonialisme, neokolonialisme, dan imperialisme, yang bertanggung jawab untuk memerlambat kemajuan mereka dalam melakukan eksploitasi sumber daya manusia dan alam mereka.

Legitimasi Revolusi Kuba terletak pada kelangsungan hidupnya dalam menghadapi blokade AS, yang dirancang untuk membuat negara kelaparan [to starve the country] agar bertekuk lutut lantaran berani menolak untuk menjadi budak dari kapital global.

Untuk memahami apa yang akan tampak seperti seluruhnya, yang perlu kita lakukan adalah mengarahkan pandangan kita pada [negeri] yang sudah disinggung, Haiti atau Republik Dominika, negeri-negeri dengan ukuran yang sebanding [dan] terletak di wilayah yang sama. Dibandingkan dengan mereka [Haiti dan Dominika], Kuba berdiri bagaikan sebuah suar martabat [beacon of dignity], keadilan sosial dan ekonomi, serta pembangunan berkelanjutan.

dk-79g-castro-sputnik-10
[Is Castro’s Death the Death of US and Cuba Normalization?]

Kurangnya hak-hak politik di Kuba sepanjang hidup Castro berkaitan langsung dengan embargo AS dan ancaman invasi serta subversi oleh negara adidaya paling merusak di dunia yang pernah dikenal, yang rekornya dalam menghancurkan negara Dunia Ketiga adalah tak terbantahkan.

Sejumlah tindak terorisme yang disponsori AS telah berkomitmen terhadap Kuba dan rakyat Kuba selama bertahun-tahun, namun saat ini kurangnya makian yang ditujukan pada Washington berlawanan dengan jumlah yang dilampiaskan terhadap Castro dan warisannya. Sungguh lucu!

Fidel Castro bukanlah diktator. Sebaliknya, ia mendedikasikan hidupnya untuk menolak kediktatoran Washington terhadap Dunia Ketiga.

Sebagai hasil dari Revolusi Kuba, hak untuk menjadi tunawisma, buta huruf, dan hidup tanpa jaminan kesehatan,  tidak ada lagi di Kuba.

Sebagai gantinya, hak-hak asasi manusia yang paling mendasar dari semuanya – hak untuk dididik, jaminan kesehatan gratis sepanjang dibutuhkan [at the point of needs], dan hak untuk hidup dengan bermartabat dan bangga menjadi warga negara dari sebuah pulau kecil yang telah berdiri selama puluhan tahun sebagai sebuah suar keadilan di lautan ketidakadilan.

Inilah sebenarnya alasan ‘mereka’ membencinya. Dan inilah sebenarnya [pula], mengapa jutaan rakyat Kuba akan tumpah ruah dan memberikan penghormatan kepada kehidupan dan warisannya pada hari pemakamannya. Bagi mereka ia akan selamanya menjadi ‘El Comandante’ [Komandan, Pemimpin].

***

Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah semata-mata dari penulisnya dan tidak mencerminkan posisi resmi Sputnik.

.