Partai Komunis Filipina Mengecam Masuknya Kapal Selam AS di Perairan Filipina

Dibahasaindonesiakan oleh Redaksi Dasar Kita dari warita di situs Partai Komunis Filipina (Communist Partai of Philippines) dalam bahasa Inggris bertajuk Communist Party of Phippines condemns entry of US submarine in Philippine waters beralamat . http://www.philippinerevolution.net/statements/cpp-condemns-entry-of-us-submarine-in-philippine-waters

Mengacu pada warita di blog BJ Murphy beralamat http://redantliberationarmy.wordpress.com/2012/05/18/communist-party-of-the-philippines-condemns-entry-of-us-submarine-in-philippine-waters/.

Partai Komunis Filipina, 17 Mei 2012

Partai Komunis Filipina (PKF) mengecam masuknya di perairan Filipina kapal selam penyerang berkemampuan nuklir (the attack nuclear-capable submarine–Red) USS North Carolina sebagai pelanggaran kedaulatan Filipina.

Warga Filipina mendemo intervensi AS (teks dan gambar BJ Murphy)

“Mesin perang imperialis AS yang memasuki perairan Filipina merupakan penghinaan total atas integritas wilayah Filipina, bahkan mengabaikan keberadaan pemerintah bonekanya,” ujar PKF.

“Para pejabat rezim boneka Aquino terperangkap tanpa sadar dan menampilkan diri mereka sendiri bodoh dan tak berguna saat kapal selam USS North Carolina masuk dan muncul ke permukaan tanpa pemberitahuan di Teluk Subic, Selasa lalu.”

“Penggudian (merapat [di pelabuhan]/docking—Red) tanpa pemberitahuan, tak diinginkan, dan ilegal dari USS North Carolina yang berkemampuan nuklir memerlihatkan meningkatnya arogansi dan sikap merendahkan dari imperialis AS dalam kaitannya dengan kedaulatan Filipina,” ucap PKF.

Hal itu menunjukkan bahwa USS North Carolina, menjadi apa yang AS tawarkan di antara kapal-kapal selam paling mutakhir mereka, berkemampuan penuh dalam memertahankan dan menembakkan roket-roket nuklir serta senjata-senjata pemusnah massal lainnya.

“Kaum imperialis AS memanfaatkan skenario antiRRT yang telah dikobarkan dalam tujuh tahun terakhir bersama rezim Aquino untuk mengkamuflase dan membenarkan penggunaan Filipina dalam rangka membangun kehadiran militernya dan melaksanakan operasi proyeksi kekuasaan demi mengendalikan dan memertahankan hegemoni atas Laut Tiongkok Selatan serta jalur pelayaran penting lainnya di kawasan Asia-Pasifik,” imbuh PKF.

“Rakyat Filipina murka pada bagaimana pemerintah imperialis AS memanfaatkan seluruh Filipina sebagai sebuah pangkalan militer sangat luas, di mana mereka dapat menggudikan kapal-kapal mereka, mendaratkan pesawat-pesawat tempur mereka, meluncurkan pesawat-pesawat tak berawak mereka, mengisi ulang bahan bakar, mencukupi persediaan, melakukan perbaikan-perbaikan, menyediakan istirahat dan rekreasi bagi para kru mereka serta menangani operasi-operasi penting dan tambahan lainnya kapan saja di mana saja mereka mau,” kata PKF.

“Lebih buruk lagi, pemerintah Filipina melayani sebagai sang antek imperialis yang membuta sehingga militer imperialis AS yang menginjak-injak kedaulatan Filipina dibuat tidak menghina,” tambah PKF.

“Aquino dan rombongan para pejabat Amboy (American boy/seorang Filipina yang besar di AS/separuh Filipina separuh Amerika—Red) melolong tinggi penuh semangat mengibarkan bendera “patriotisme” ketika pemerintah Tiongkok melayarkan kapal-kapalnya di pinggiran perairan Filipina, lamun (namun—Red) menjadi bisu tuli serta melipat bendera Filipina saat kapal-kapal perang dan kapal-kapal selam Amerika melayari dan menggudi dalam lingkup sesungguhnya wilayah Filipina.”

“PKF bergabung dengan rakyat Filipina menuntut penarikan segera kapal selam berkemampuan nuklir USS North Carolina. PKF lebih lanjut menegaskan tuntutan pembatalan Perjanjian Pertahanan Bersama pada 1951, Kesepakatan Kunjungan Angkatan Bersenjata, dan perjanjian-perjanjian tak setara lainnya antara imperialis AS dan pemerintahan bonekanya.”

Catatan Redaksi Dasar Kita

Beberapa alinea baru dan indent yang tidak sesuai teks asli adalah dari kami, tanpa menyentuh isi sama sekali, semata untuk membantu pembaca di layar monitor.

Tinggalkan komentar