Ekonom: Ada “George Soros” Lokal yang Sengaja Lemahkan Rupiah

.
Ilustrasi

Ilustrasi

.

JAKARTA, KOMPAS.com — Chairman Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI) Christianto Wibisono menyatakan bahwa ada tokoh “George Soros” di dalam negeri untuk melemahkan nilai mata uang rupiah terhadap dollar AS.

George Soros adalah sosok yang membangkrutkan Bank Sentral Inggris pada 16 Desember 1992 dengan mempermainkan poundsterling.

Wibisono menilai motif “George Soros” lokal adalah untuk menjatuhkan pemerintahan Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo. Hal yang diincar dalam pelemahan mata uang rupiah untuk mempermainkan perekonomian nasional. “Soros Indonesia tengah menggempur rupiah,” kata Wibisono di Jakarta, Rabu (17/6/2015).

Menurut dia, “George Soros” lokal ini memiliki contract for difference (CFD) sebesar 10 miliar dollar AS dengan modal 250 juta dollar AS untuk menjatuhkan rupiah sampai nilai Rp 13.800 per dollar AS.

Wibisono memaparkan, pihak Bank Indonesia belum melarang adanya CFD. Hal tersebut, menurut Wibisono, diperparah dengan adanya pihak-pihak lokal yang ingin menjatuhkan fundamen ekonomi nasional dan memanfaatkannya demi kepentingan tertentu.

“Kalau ini (di Indonesia), seolah-olah disengaja ikut memperlemah,” ungkap Wibisono.

Pada tahun ini, selain karena transaksi valas, pelemahan rupiah juga karena pemain bisnis nasional kurang memanfaatkan rupiah sebagai alat transaksi. “Yang memainkan rupiah kan sedikit, lebih banyak dollar,” kata Wibisono.

Wibisono menambahkan, rupiah semakin melemah karena perdagangan valuta asing (valas) tidak dapat dikontrol oleh siapa pun, termasuk Bank Indonesia. Situasi saat ini, menurut Wibisono, pernah terjadi seperti saat krisis moneter tahun 1998.

“Tidak ada yang menyangka rupiah bisa jeblos ke Rp 17.000 per dollar AS,” papar Wibisono. (Adiatmaputra Fajar Pratama)

.
Editor : Bambang Priyo Jatmiko
Sumber: Tribunnews.com
ooOoo

Tinggalkan komentar