10a. Tiongkok itu Sosialis (6/6)-Kapitalisme untuk Tujuan-antara Sosialis Tiongkok-14 Juli 2011.

.

Tiongkok itu Sosialis (6/6)

Ajar dari Film The Founding of a Republic

.

Ajar Kelima: Kapitalisme (baca: Ekonomi Pasar) untuk Mencapai Tujuan-antara Masyarakat Sosialis (Berkarakteristik) Tiongkok Berlanjut Tujuan Ideal Masyarakat Komunis


.

Mao didampingi petinggi PKT setempat kesulitan mencari rokok, toko tidak ada yang buka

.

Ya itulah ajar yang—membuat terkejut Redaksi—ternyata sudah disadari betul oleh para pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT) ketika proklamasi Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sudah di ambang pintu.

Sebuah ajar lain lagi—sekaligus sebagai penutup tulisan bersambung ini—yang Redaksi petik lewat salah satu adegan film FaR (The Founding of a Republic).

Sebuah adegan sebelum adegan PKT pindah ke Beiping (Beijing sekarang), Maret 1949—menyusul kemenangan menentukan di Huaihai, Januari 1949.

Adegan Mao yang kesulitan mencari-cari rokok di salah satu kota di “Zhuo County, Hebei” (sekarang Provinsi Hebei). “Tidak ada toko yang buka dalam 2 blok,” keluh Mao. “Chenjun, kau ini Sekretaris Komite Cabang, hal ini tidak bisa berlanjut,” imbuh Mao lagi pada orang partai yang mendampinginya.

“Lima Serangkai” Politbiro PKT dan Isu Kapitalis

Mao kemudian bergabung dengan kawan-kawannya politbiro di sebuah kedai minum.

Toko-toko yang tutup itu, rupanya didiskusikan serius dalam isu kapitalis oleh para petinggi PKT.

“Lima serangkai” Politbiro (Political Beareu) PKT selama Perang Sipil Tiongkok yang dalam film FaR: Mao Zedong (diperankan Tang Guoqing), Zhou Enlai (Liu Jin), Zhu De (Wang Wufu), Liu Shaoqi (Liu Sha), dan Ren Bishi (Wang Jian).

Lima Serangkai itu makin tersentuh ketika pemilik kedai menimpali. “Setelah memasuki kota (PKT, maksudnya–Red), tersiar kabar angin: para kapitalis dan pengusaha adalah para penindas dan kita (PKT—Red) akan menghukum mereka…mereka sangat ketakutan, tidak ada yang buka untuk bisnis.”

“Ini bukan urusan kecil,” ucap Zhu De—anggota politbiro yang tercatat dalam sejarah sebagai pendiri Tentara Merah dan perintis Tentara Pembebasan Rakyat. Revolusi itu, lanjut Zhu, keahlian kita tapi bukan ekonomi.

Diskusi kapitalis di kedai minum. Dari kiri ke kanan: Mao Zedong, Zhou Enlai, Ren Bishi (membelakangi kamera), Zhu De, dan Liu Shaoqi

“Bahkan tidak bisa merokok tanpa pedagang,” sambut Mao. “Biarkan pasar tunggal makin berjaya, kita perlu para kapitalis untuk kembali.”

“Pada saat ini kita tidak bisa menghapuskan mereka”, ujar Liu Shaoqi yang dalam sejarah adalah lawan politik Mao saat Revolusi Kebudayaan (1966-76). Produksi harus ditangani dengan baik, sambung Liu. “Jika ada yang salah, itu lebih buruk dari pada kalah perang.”

Ren Bishi, satu dari Lima Serangkai yang dalam sejarah seakan kalah pamor ini ,  melengkapi dengan: “Kita harus tahu batas kita. Kita harus belajar dari awal lagi.”

Giliran Chou Enlai, yang di kemudian hari memimpin delegasi RRT pada Konferensi Asia Afrika di Bandung (1955), lagi-lagi menyinggung konsultasi politik atawa istilah Redaksi masohi (gotong royong) politik ala Tiongkok (simak/klik hlm 3a). “Pokok dari konsultasi politik melibatkan para kapitalis dan para aktivis demokrasi. Kami mengundang mereka untuk menjalankan negara, bukan untuk menghabisi mereka.”

Mao, sang ketua lalu menggenapi sekaligus menutup adegan itu. “Kita harus jelas pada hal ini. Jika kita menghancurkan mereka, dan kita tidak bisa menjalankan produksi itu sendiri, pabrik akan tutup dan pekerja akan kehilangan pekerjaan mereka. Kita akan menghancurkan mangkuk nasi mereka. Kita hampir mendapatkan mereka, jangan hancurkan mereka.”

Vince Sherman: Sosialisme Pasar Tiongkok

Bagi Redaksi, para pembuat film FaR telah menyuaragambarkan sepotong cuplikan sejarah Perang Sipil Tiongkok, yang mencoba menepis tuduhan bahwa RRT kini menjadi negara kapitalis dan bukan sosialis.

Uji coba pesawat canggih siluman (tak terdeteksi radar) “stealth” RRT, awal 2011

Paling tidak, lewat situasi objektif saat itu, FaR telah memunculkan salah satu sikap dari sebuah negara yang baru akan berdiri. Seperti ucapan Mao: “Biarkan pasar tunggal makin berjaya, kita perlu para kapitalis untuk kembali.”

Artinya juga bagi Redaksi, film FaR berupaya menunjukkan bahwa “Sosialisme dengan Karakteristik Tiongkok” tidak mendadak sontak digagas oleh Deng Xiaoping di kemudian hari pada 1978.

Sosialisme dengan karakteristik Tiongkok yang oleh Vince Sherman dalam artikelnya “A Question of State & Revolution: China & Market Socialism”, disebut sosialisme pasar (market socialism).

Tulisan Sherman dimaksud sengaja Redaksi acu di sini, lantaran pembelaannya atas RRT yang sosialis. Hal yang klop dengan ajar yang, setidaknya, Redaksi tangkap dari salah satu adegan film FaR itu.

Coba kita simak sepotong dua potong alinea Sherman itu (dibahasaindonesiakan oleh Redaksi—Red).

Banyak kelompok-kelompok “kiri” di Barat yang mengklaim bahwa Tiongkok adalah sebuah negara yang sepenuhnya kapitalis.

Beberapa di antara kelompok-kelompok itu, yang memiliki warisan ideologi kaum teoritikus gadungan seperti Leon Trostsky, Tony Cliffe, Hal Drape, berkilah bahwa Tiongkok modern bukanlah sebuah negara sosialis. Dan sebagai gantinya, mereka mengklaim bahwa Tiongkok adalah dan sudah menjadi negara kapitalis.

Sherman lalu menurunkan  enam tesis, disebutkan alasannya, untuk melawan pernyataan reaksioner memalukan itu.

Pertama,sosialisme pasar Tiongkok adalah sebuah metode untuk memecahkan kontradiksi dalam penegakkan sosialis di Tiongkok: tenaga-tenaga produktif yang terkebelakang.

Kedua, sosialisme pasar di Tiongkok adalah sebuah alat  Marxis-Leninis yang penting untuk penegakkan sosialis.

Ketiga, Partai Komunis Tiongkok yang melanjutkan kepemimpinan dan kontrol atas sosialisme pasar Tiongkok merupakan pusat sosialisme Tiongkok.

Keempat, sosialisme Tiongkok telah melejitkan sebuah negara pekerja ke ketinggian ekonomi yang tak dikenal sebelumnya.

Kelima, pencapaian sukses Tiongkok sebagai sebuah ekonomi industri modern telah meletakkan dasar bagi bentuk “tertinggi” organisasi ekonomi sosialis.

Keenam, dalam relasinya dengan Dunia Ketiga Tiongkok menerapkan sosialisme pasar dan memainkan peranan penting dalam perjuangan melawan imperialisme.

Sherman lalu berlanjut dengan kesimpulannya—sebelum masuk memerinci keenam tesisnya itu. Sebuah kesimpulan menarik khususnya bagi kaum Marxis-Leninis Indonesia abad ke-21!

Dari keenam tesis ini, saya menarik kesimpulan bahwa kaum Marxis-Leninis hendaknya secara saksama memelajari sukses dari sosialisme Tiongkok. Akhirnya, bila Tiongkok adalah sebuah negara sosialis, kenaikannya sebagai kekuatan ekonomi dunia primer menuntut perhatian dari setiap revolusioner serius, khususnya sepanjang tugas menakutkan dari penegakkan sosialis di Dunia Ketiga menjadi konsiderans.

Para pembaca budiman dapat menyimak uraian detail dari masing-masing tesis Sherman di atas dengan mengklik alamat link di bawah ini—artikel Sherman yang dimuat di situs “The Marxist-Leninist”; terambil/diposkan-ulang dari blog milik Sherman “Return to the Source”.

http://marxistleninist.wordpress.com/2011/05/19/a-question-of-state-revolution-china-market-socialism/#more-6627

Duan Zhongqiao: Ekonomi Pasar dan Jalan Sosialis

Olimpiade 2008, Beijing, RRT

Sementara itu, Redaksi merasa perlu untuk mengacu pada makalah “Market Economy and Socialist Road” dari Prof Duan Zhongqiao, Guru Besar di Universitas Renmin, Tiongkok, Beijing, RRT.

(Untuk versi Bahasa oleh Redaksi Dasar Kita silakan simak pengeposan terbarui hlm 40b).

Pasalnya, pertama-tama makalah Duan itu memang dimaksudkan untuk mengklarifikasi dua persoalan: mengapa negara-negara sosialis seperti Tiongkok harus mengembangkan ekonomi pasar (market economy), dan mengapa negara-negara kapitalis maju seperti Amerika Serikat tidak dapat bergerak menuju sosialisme melalui ekonomi pasar.

Lamun (namun) di makalah itu pula, ada penjelasan berharga dalam menjawab pertanyaan: apa itu ekonomi pasar dan hubungan antara ekonomi pasar dan sosialisme.

Penjelasan itu, bagi Redaksi setidaknya menambah pengetahuan dalam memahami dengan lebih baik tulisan Vince Sherman di atas. Apalagi dalam menjelaskan ‘apa itu ekonomi pasar?’ Duan mengacu pada Kapital II-nya Marx.

Singkat cerita, makalah Duan itu adalah penjelasan (salah) seorang jauhari (cendekiawan) Tiongkok dalam mendukung “Sosialisme dengan Karakteristik Tiongkok”-nya Deng Xiaoping.

Coba kita simak beberapa penggalan pemikiran Duan  itu. Sekaligus sebagai penutup risalah kami ini.

1. Marx mengenai Hubungan antara Ekonomi Pasar dan Sosialisme

Apa itu ekonomi pasar?

Dalam karya-karya Marx, pasar bermakna dunia sirkulasi komoditi-komoditi. Berhubung ekonomi komoditi terdiri dari produksi komoditi dan sirkulasi komoditi, pasar adalah suatu bagian internal dari ekonomi komoditi.

Maka apa yang disebut ekonomi pasar bukanlah apa-apa tetapi versi lain dari ekonomi komoditi dari sudut sirkulasi komoditi.

Ekonomi komoditi bermakna suatu cara produksi (mode of production) yang berlawanan dengan ekonomi natural.

Ekonomi natural bermakna suatu cara produksi yang terutama menghasilkan nilai guna (use-value), dan ekonomi komoditi bermakna suatu cara produksi yang terutama menghasilkan nilai tukar (exchange-value).

Karena di dalam pandangan Marx, “produksi komoditi maju (developed commodity production) adalah produksi kapitalis itu sendiri” (Capital II, Penguin Books, 1978, hal.1 90), ia mengacu pada ekonomi komoditi sebagai cara produksi kapitalis, dan bersamaan ia mengacu pada ekonomi natural sebagai cara produksi pra-kapitalis.

Sosialisme adalah tahap terendah dari masyarakat komunis, di mana ekonomi komoditi tidak akan eksis. Seluruh produksi sosial tidak akan lagi bisa diatur secara spontan oleh pasar.

Cara produksi sosialis dapat pula disebut ekonomi terencana (planned economy) adalah kontras dengan anarki ekonomi kapitalis (anarchy of capitalist economy).

Hubungan antara ekonomi pasar dan sosialisme terwujud dalam dua aspek:

Pertama, pengembangan sepenuhnya ekonomi pasar adalah esensi untuk merealisasikan sosialisme.

Dalam pandangan materialisme historis, pengembangan masyarakat manusia (human society) adalah proses pergantian berturut-turut dari masyarakat pra-kapitalis ke masyarakat kapitalis, kemudian ke masyarakat komunis. 

Bersamaan, evolusi formasi ekonomi memertontonkan dirinya sendiri sebagai suatu proses pergantian berturut-turut dari ekonomi natural ke ekonomi komoditi kemudian ke ekonomi terencana.

Maka suatu masyarakat sosialis tidak dapat dibangun pada ekonomi natural pra-kapitalis, tetapi hanya pada pengembangan sepenuhnya ekonomi komoditi kapitalis.

Kedua, hanya dengan menghapus ekonomi pasar, masyarakat sosialis bisa dibangun.

Ekonomi terencana sebagai suatu ciri dasar (basic feature) dari cara produksi sosialis adalah tidak kompatibel dengan ekonomi pasar.

Kereta api super cepat RRT, awal 2011

Dasar dari suatu ekonomi terencana adalah kepemilikan publik, tetapi suatu ekonomi pasar bertalian dengan berbagai jenis kepemilikan privat.

Suatu ekonomi terencana bermakna bahwa keseluruhan produksi sosial dikontrol oleh orang-orang yang berkesadaran perencanaan, tetapi suatu ekonomi pasar tergantung pada fakta bahwa keseluruhan produksi sosial secara spontan dijalankan oleh setiap perusahaan sesuai dengan hukum nilai (law of value).

2. Mengapa negara-negara sosialis seperti RRT harus mengembangkan ekonomi pasar

Marx membayangkan pertama-tama akan terjadi suatu revolusi sosialis dan berhasil di negara-negara kapitalis di mana ekonomi komoditi telah mencapai pengembangan penuh.

Tetapi, gerakan sosialis aktual, bertentangan dengan dugaannya.

Negara-negara yang mengklaim telah merealisasikan sosialisme adalah mereka yang ekonomi komoditinya masih tetap belum berkembang dan ekonomi natural menempati suatu bagian terbesar pada ekonomi nasional.

Mereka semua letih untuk membangun sistem ekonomi mereka dipandang dari sudut cetak biru ekonomi perencanaan yang secara kasar didesain oleh Marx.

Bagaimana mereka mencapai tujuan ini?

Pertama-tama mentransformasikan perusahaan-perusahaan kapitalis terdahulu yang didasarkan ekonomi komoditi kepada ekonomi milik-negara; kemudian mentransformasikan ekonomi individual yang didasarkan ekonomi natural kepada ekonomi kolektif dengan langkah-langkah wajib; akhirnya membangun suatu ekonomi terencana pada basis dari kedua jenis ekonomi publik yang berbeda ini.

Mengapa negara-negara sosialis beralih pada pengembangan ekonomi pasar setelah melaksanakan ekonomi terencana selama bertahun-tahun?

Alasan mendasar adalah bahwa komposisi dari ekonomi natural di negara-negara tersebut tidak dapat langsung ditransformasi kepada ekonomi terencana yang digambarkan Marx.

Evolusi  formasi ekonomi adalah suatu proses histori natural, yang tidak dapat direalisasi dengan langkah-langkah wajib. Ekonomi natural hanya dapat bertumbuh menjadi ekonomi komoditi dulu, dan lalu dapat bertumbuh menjadi ekonomi terencana.

Kenyataannya, bahwa penegakkan ekonomi terencana di negara-negara sosialis sebagian besar melampaui tahap pengembangan penuh ekonomi komoditi. Berhubung ekonomi terencana ditegakkan dengan cara ini, ia akan memalungi dirinya untuk menghindari pengembangan selanjutnya dari tenaga-tenaga produktif dan tidak dapat lama eksis.

Transformasi di negara-negara sosialis adalah suatu signifikansi penting untuk merealisasikan masyarakat sosialis yang dibayangkan Marx.

Stasiun ruang angkasa pertama RRT, Tiangong-1, rencana peluncuran akhir 2011

Stasiun ruang angkasa pertama RRT, Tiangong-1, rencana peluncuran akhir 2011

Hanya dengan transformasi ini, negara-negara sosialis dapat mentrasformasi komposisi ekonomi natural menjadi suatu ekonomi komoditi, dan menciptakan syarat-syarat untuk merealisasikan ekonomi terencana yang didesain Marx.

Ekonomi pasar tidak unggul atas ekonomi terencana, tapi unggul atas ekonomi natural.

Sekarang negara-negara sosialis itu tidak dapat merealisasi transformasi langsung dari suatu ekonomi natural kepada suatu ekonomi terencana, ekonomi pasar hanyalah link tengah antara ekonomi natural dan ekonomi terencana yang didesain Marx.

Maka transformasi tersebut tidak menempatkan negara-negara sosialis lebih jauh dari sosialisme yang digambarkan Marx, tetapi membuat mereka lebih dekat.

Karena eksistensi ekonomi pasar bermakna eksistensi ekonomi kapitalis, memang memungkinkan perpindahan ke kapitalisme selama transformasi dari ekonomi terencana terdahulu ke ekonomi pasar di negara-negara sosialis.

Namun hal itu tak terhindarkan. Langkah-langkah efektif untuk menghindarkan perpindahan ke kapitalisme adalah pelaksanaan kontinyu ekonomi terencana pada ekonomi milik-negara.

Ekonomi milik-negara di negara-negara sosialis ditransformasikan dari suatu ekonomi kapitalis yang didasarkan pada ekonomi komoditi dan memeroleh pengembangan cepat di bawah sistem ekonomi terencana. Hal itu tidak perlu kembali pada ekonomi pasar, karena ia telah melewati tahap pengembangan penuh ekonomi komoditi dan memiliki syarat-syarat yang diperlukan untuk melaksanakan ekonomi terencana.

Untuk mengembangkan ekonomi pasar disyaratkan eksistensi multi-sektor dari ekonomi.

Itu artinya bahwa transformasi dari ekonomi terencana terdahulu menjadi suatu ekonomi pasar adalah salah satu dari dua jenis ekonomi publik, maksudnya ekonomi milik-negara dan ekonomi kolektif, menjadi multi-sektor dari ekonomi.

Untuk mencapai tujuan ini, negara-negara sosialis hanya butuh penghapusan ekonomi terencana  yang dilaksanakan pada ekonomi kolektif.

Berhubung ekonomi kolektif adalah sekadar suatu hasil dari aturan yang bersifat diperintahkan (mandatory), ia akan secara cepat terdisintegrasi dan tertransformasi menjadi ekonomi individual, ekonomi kapitalis atau ekonomi kolektif yang riil independen, begitu bebas dari kontrol ekonomi terencana.

Kendaraan penjelajah Bulan milik China Yutu. www.news.cn

Kendaraan penjelajah Bulan milik China Yutu. http://www.news.cn (Kompas.com,15/12/2013)

Jadi untuk kontinu melaksanakan ekonomi terencana pada ekonomi milik-negara tidak menghambat munculnya ekonomi multi-sektor.

Saat menempatkan dirinya pada ekonomi pasar, aktivitas ekonomi milik-negara niscaya dibatasi oleh hukum nilai, dan perlu mengambil untung sebagai tujuan utama.

Apakah ekonomi milik-negara dapat kontinu melaksanakan suatu ekonomi terencana di bawah keadaan ekonomi pasar?

Di sini kita perlu menekankan bahwa ekonomi milik-negara yang menempatkan diri pada sebuah ekonomi pasar adalah sebagai suatu keseluruhan, tidak pada setiap perusahaan sebagai bagian komponennya.

Meski ekonomi milik-negara adalah suatu bagian dari ekonomi pasar yang terpadu, hal ini tidak menghambat pelaksanaan suatu ekonomi terencana dalam perusahaan-perusahaan yang dimilikinya.

Ia akan membuat setiap perusahaan memproduksi sesuai rencana terpadunya, itu berarti, setiap perusahaan tidak dapat mengatur sendiri produksinya sesuai hukum nilai yang secara spontan berdampak.

Pebulu tangkis nomor tunggal putra China, Lin Dan (kanan), mencium istrinya, Xie Xingfang, usai memenangkan pertandingan final melawan Lee Chong Wei (Malaysia) pada BWF World Championships 2013 di Tian-He Indoor Gymnasium, Guangzhou, China, Minggu (11/8/2013). | sports.sina.com

Pebulu tangkis nomor tunggal putra China, Lin Dan (kanan), mencium istrinya, Xie Xingfang, usai memenangkan pertandingan final melawan Lee Chong Wei (Malaysia) pada BWF World Championships 2013 di Tian-He Indoor Gymnasium, Guangzhou, China, Minggu (11/8/2013). | sports.sina.com (Sumber: Kompas.com, 11/8/2013)

Eksistensi dan pengembangan ekonomi milik-negara di negara-negara sosialis dipertahankan hanya oleh ekonomi terencana, untuk itu ekonomi kepemilikan publik didasarkan pada produksi yang tersosialisasikan dalam skala-besar.

Bila negara-negara sosialis menanggalkan pelaksanaan ekonomi terencana pada ekonomi milik-negara dan mendorong setiap perusahaan ke pasar selama transformasi dari ekonomi terencana yang terdahulu ke ekonomi pasar, ekonomi milik-negara akan tak terelakkan tertransformasi menjadi ekonomi kapitalis.

Ekonomi milik-negara adalah berdasarkan kesadaran untuk menuju sosialisme yang digambarkan Marx.

Ekonomi individual bisa mau atau tidak untuk bergerak langsung ke sosialisme. Ekonomi kapitalis tidak bisa bergerak ke sosialisme secara spontan dan niscaya melawan sosialisme.

Jika hanya ekonomi milik-negara yang menduduki posisi terdepan dalam keseluruhan ekonomi pasar, akan memungkinkan  negara-negara sosialis mendesak suatu orientasi sosialis bagi seluruh masyarakat dan mentransformasikan sektor ekonomi kapitalis, ketika ia  kehilangan alasan untuk eksistensi, ke dalam ekonomi sosialis.

(Ibid pengeposan terbarui hlm 40b).

j                                                  

Penutup film FaR

h
Film The Founding of a Republic (FaR–Red) ditutup dengan close up kibaran sebuah bendera RRT selayar penuh yang terpancang di Lapangan Tiananmen, Beiping (Beijing, sekarang), sesaat setelah Mao Zedong mengumumkan proklamasi berdirinya negara RRT pada 1 Oktober 1949 yang disambut rakyat dengan sorak sorai penuh kebahagiaan dan ratusan burung dara pun dilepas mengangkasa: sebuah metafor pas atas berakhirnya perang panjang melawan penjajah Jepang dan kaum reaksioner Kuomintang pimpinan sang boneka Chiang Kai-shek 
  

.

Tinggalkan komentar