Ahok: Garuda Bakal Berdiri Gagah di Depan Elang AS, Asal…

.

Sumber: Kompas.com, Rabu, 17 Agustus 2016 | 10:47 WIB

.

DK-76d-Ahok 17an

Kompas.com/Kurnia Sari Aziza — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat menjadi Inspektur Upacara dalam hari kemerdekaan ke-71 Republik Indonesia, di Lapangan Eks IRTI Monas, Jakarta Pusat, Rabu (17/8/2016).

.

JAKARTA, KOMPAS.com -Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan Indonesia akan dipandang oleh negara lain, selama dapat menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan.

Indonesia, kata Basuki, juga dapat sejajar dengan negara maju lainnya.

“Burung Garuda berdiri gagah di depan burung elang Amerika Serikat, ketika pita Bhinneka Tunggal Ika dan tameng Pancasila tidak terlepas,” tegas Ahok.

Ahok mengungkapkan hal ini saat menjadi inspektur upacara di Lapangan Eks IRTI Monas, Jakarta Pusat, Rabu (17/8/2016).

“Tapi jika pita terlepas dan Pancasila, Indonesia akan goyah dan gampang diserang,” sambung Ahok.

Dia lalu mengatakan, tugas generasi sekarang adalah membangun “rumah” yang berdasarkan ideologi Pancasila dan dasar UUD 1945.

Selain itu, lanjut dia, ia mengimbau agar pejabat serta masyarakat untuk tidak berpihak dan tidak menerima suap.

Sebagai pejabat, dia juga bertugas untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat.

“Kalau kami tidak melaksanakan itu, sesungguhnya bukan hanya mengkhianati ideologi negara tapi juga menghina firman Tuhan,” tegas Ahok.

Pada kesempatan itu, Basuki menegaskan, Pemprov DKI Jakarta menargetkan dapat memenuhi otak, perut, dan dompet masyarakat ibu kota.

“Tidak boleh ada diskriminasi semua warga untuk mendapat pendidikan, rumah, makanan, pekerjaan,” kata Ahok.

.

Penulis: Kurnia Sari Aziza

Editor: Glori K. Wadrianto

ooOoo

Catatan Redaksi Dasar Kita

Bang Ahok “Mengklarifikasi” Sebutan Mubazir 4 Pilar (Alm) dalam Metafor “Fondasi Rumah Kita” & “Garuda: Ikon Rumah Kita”

.

Ada hal menarik dari warita ini, setidaknya bagi kami.

Bahwa Bang Ahok pada 71 tahun RI ini, menyebut kegagahan RI (Garuda) di hadapan Amerika Serikat (Elang). Dalam konteks dipandang oleh negara lain, juga kesejajaran dengan negara-negara maju — AS khususnya. Asalkan …

DK-76d-Ahok 17an-02Asalkan pita Bhinneka Tunggal Ika dan Tameng Pancasila tidak terlepas,agar tidak gampang diserang. Serta tugas generasi muda sekarang membangun “rumah” berdasarkan ideologi Pancasila dan UUD 1945. Lamun sebagai pejabat Bang Ahok menekankan tugasnya mewujudkan salah satu sila Pancasila: keadilan sosial bagi seluruh masyarakat (Jakarta).

Sehingga, bagi kami Bang Ahok secara “pragmatis” dan dengan “cantik” telah “mengklarifikasi” sebutan yang sejatinya tak perlu alias mubazir — terbukti menjadi almarhum oleh keputusan Mahkamah Konstitusi — yaitu empat pilar (Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI) dalam 2 metafor: “fondasi rumah kita” dan “garuda: ikon rumah kita”.

Bahwa rumah kita ini (yang semua orang sudah tahu bernama NKRI bukan negara federalistis, sehingga tampaknya Bang Ahok pun tak menyebutnya) dibangun di atas fondasi Pancasila-UUD 1945. Dan burung garuda adalah ikon atau lambang dari rumah kita yang NKRI itu di mana di lehernya tergantung Tameng Pancasila dan yang kedua kakinya sedang mencengkram pita Bhinneka Tunggal Ika.

Sehingga, kami membayangkan lebih jauh, fondasi rumah kita seperti yang ditegakkan para founding father adalah mutlak Pancasila-UUD 1945. Bukan UUD 2002 atawa 4 “amendemen” UUD 1945 cacat hukum itu yang dilansir empat tahun berturut-turut sejak pecah dan selama maraknya kerusuhan Ambon di peralihan milenium ketiga (simak hlm 39a).

DK-76-Qiao Liang-Logo RI 71--JPEG dari PDF
“Perjuangan Kemerdekaan Jilid 2, Tarung-Sengit Finansial Abad XXI”

Dan kedua atribut pada burung garuda itu — Tameng Pancasila dan Pita Bhinneka Tunggal Ika — juga mutlak, tidak boleh terlepas dari sang burung.

Tetapi sebagai pejabat, tugas mendesak untuk NKRI di usianya 71, adalah mewujudkan keadilan sosial itu (bukan berarti 4 sila lainnya tidak penting): “Tidak boleh ada diskriminasi semua warga untuk mendapat pendidikan, rumah, makanan, pekerjaan”.

Atau seperti doa Bang Ahok di hari pertama tahun ini yang menjadi tajuk warita Tempo.co (1/1/2016 | 07:06 WIB) “Doa Ahok 2016: Otak, Perut dan Dompet Penuh.

Rupanya Bang Ahok dalam sambutan pada peringatan 71 tahun RI, telah memberikan jawaban atau tip atau jurus-jurus bagi dirinya selaku Gubernur DKI Jakarta dan kita semua (tentunya bisa tak terbatas) sebagai warga DKI, agar supaya gagah semisal di hadapan sang elang Amerika.

Negeri yang oleh Jend RRT Qiao Liang dalam risalahnya “One Belt, One Road” [OBOR] disebut sebagai Kekaisaran Finansial melanjutkan Kekaisaran/Kerajaan Inggris. Risalah versi Bahasa yang ilustrasi grafisnya kami beri tajuk “Perjuangan Kemerdekaan Jilid 2, Tarung-Sengit Finansial Abad XXI” (simak/klik hlm 76a).

Ya, kemerdekaan, 71 tahun RI bagi Bang Ahok agenda mendesaknya, adalah ganyang diskriminasi warga. Tidak hanya sebatas “dompet penuh” seperti viral yang beredar di medsos: Merdeka adalah saat soekarno dan hatta berbaris rapi di dalam dompet. Jika yg berbaris ‘pattimura’ berarti masih berjuang. 

Tapi juga, istilah kami, ‘perjuangan kemerdekaan jilid 2’. Perjuangan yang bagi Bang Ahok mencakup “otak, perut  dan dompet penuh”. Yang bagi Jokowi di tingkat nasional adalah ‘tarung-sengit finansial abad XXI’ agar gagah berhadapan dengan sang elang Kekaisaran Finansial.

Luar biasa Bang Ahok. Dirgahayu NKRI!