Tiongkok Akan Mengalahkan Virus Corona

.

Sumber: thecommunists.org, Wednesday, 5 February 2020

Dibahasaindonesiakan oleh Redaksi Dasar Kita 

.

.

Sementara histeria barat sama sekali tidak sebanding dengan skala darurat yang riil, respons Tiongkok cepat dan menakjubkan.

DK-146a-14 Mei 20-Medical-workers-moblised-in-response-to-coronavirus_china

Pekerja medis di Bandara Internasional Changshui di Kunming, provinsi Yunnan, adalah di antara banyak yang telah dimobilisasi untuk membantu upaya pengendalian virus corona.

.

Keadaan darurat kesehatan di Tiongkok saat ini [awal Februari 2020 – Red DK], yang sangat menyedihkan bagi para keluarga di Wuhan dan di tempat lain yang telah kehilangan orang mereka cintai karena virus corona, pada waktu bersamaan telah mengemuka dengan ketahanan dan kohesi masyarakat Tiongkok saat mereka datang untuk menangani bencana yang besar ini.

Pada saat penulisan ini [awal Februari 2020 – Red DK], virus tersebut telah merenggut lebih dari dua ratus jiwa di Tiongkok, kebanyakan di provinsi Hubei tempat Wuhan berada. Sejauh ini dilaporkan sekitar 10.000 yang terinfeksi. Selain itu, ada 98 kasus yang dilaporkan di 18 negara-negara lain, tetapi belum ada korban jiwa.

Untuk menempatkan angka-angka dalam perspektif, sebuah artikel di situs web Global Research menunjukkan bahwa Kanada, yang populasinya kira-kira setara dengan Shanghai saja, telah memiliki lebih dari 20.000 kasus yang dilaporkan dan 85 kematian akibat flu sejauh pada musim [dingin – Red DK] ini.

Dan di Amerika Serikat sejauh ini ada 140.000 korban flu dirawat di rumah sakit dan sekitar 8.500 kematian musim ini.

Jadi perlu diingat, konteks epidemiologi global dalam mana galur [strain – Red DK] virus baru ini muncul. (Virus corona Tiongkok: Keadaan darurat kesehatan global dilansir oleh Larry Romanoff, 31 Januari 2020)

[Romanoff – Red DK] Yang mengatakan, jelas bahwa pihak berwenang Tiongkok menangani masalah saat ini dengan sangat serius, mengakui bahwa apa yang membuat virus corona novel [yang baru/asing – Red DK] sangat berbahaya adalah infeksitivasnya yang tinggi, dan kemungkinan sekitar 20 persen orang yang terinfeksi akan berkembang menjadi kondisi kritis.

Tiongkok berkolaborasi erat dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), berbagi informasi teknis dan genom [genom; kromosom; kromatin – Red DK] dari galur virus baru tersebut.

Staf kedutaan besar Tiongkok di luar negeri mengadakan kontak  lebih erat dengan para pemerintah asing, menjaga mereka tetap pada kecepatan perkembangan terbaru dalam memerangi penyakit tersebut, dan perlu dicatat bahwa banyak tindakan pencegahan yang dilakukan Tiongkok jauh melebihi yang disyaratkan oleh peraturan kesehatan internasional.

Direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dia memiliki kepercayaan penuh pada langkah-langkah pencegahan yang telah diadopsi Tiongkok untuk membatasi penyebaran penyakit itu.

Secara khusus, WHO telah menyarankan agar tidak bereaksi berlebihan dan menarik warga asing dari Wuhan — saran yang telah diabaikan oleh Inggris, Prancis, Jerman, Jepang dan AS karena alasan yang mungkin lebih berkaitan dengan menciptakan kepanikan daripada dengan masalah kesehatan yang sebenarnya.

Keajaiban Perencanaan Negara

Kecepatan dan skala respons Tiongkok terhadap bencana alam ini sangat mencengangkan, dan tidak bisa tidak mengundang kontras dengan kelambatan AS [US foot-dragging – Red DK] atas Badai Katrina.

Contoh paling mencolok dari kemampuan Tiongkok untuk memobilisasi semua kekuatannya dalam menghadapi krisis, adalah pekerjaan-konstruksi di Wuhan, hanya dalam sepuluh hari, rumah sakit yang dibangun khusus untuk mengatasi virus tersebut.

Jutaan warga Tiongkok  dapat mengikuti kerja-konstruksi rumah sakit Huoshenshan tahap demi tahap [blow by blow – Red DK] karena disiarkan langsung oleh media pemerintah. Sejak Senin 3 Februari, sekitar 1.400 tenaga medis yang diperbantukan dari Tentara Pembebasan Rakyat (TPR) mulai bekerja di rumah sakit tersebut.

Tidaklah mengherankan bahwa TPR harus berada di garis depan upaya untuk mengatasi virus tersebut, mengingat ikatan sejarah yang erat antara tentara pembebasan dan penduduk sipil.

Skala dari rumah sakit baru itu menakjubkan. Ukurannya-seluas 365.000 kaki persegi [hampir 34.000 meter persegi atau 3,4 hektar – Red DK] dan dilengkapi dengan 1.000 tempat tidur. Tidak puas dengan ini, pekerjaan sudah lebih meningkat lagi dalam konstruksi rumah sakit baru kedua di Wuhan, yang satu ini dengan 1.500 tempat tidur.

Sebuah Upaya Massal

Pekerjaan-konstruksi rumah sakit Huoshenshan melibatkan kolaborasi dari ribuan pakar, para pekerja konstruksi, para insinyur, dan lain-lainnya, kebanyakan dari mereka bekerja siang malam untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Kantor pers Xinhua menjelaskan: “Ketika Fang Xiang tahu dia dan timnya harus menyelesaikan rumah sakit di Wuhan dalam 10 hari, dia pikir itu ‘misi mustahil’. “Untuk proyek skala ini, biasanya membutuhkan setidaknya dua tahun,” kata Fang, manajer proyek PT Konstruksi Ketiga dari Biro Enjinering Konstruksi Tiongkok.

“’Dibutuhkan setidaknya satu bulan untuk pekerjaan-konstruksi sebuah bangunan sementara, belum lagi rumah sakit baru untuk penyakit menular.’ Selain itu, dengan sejumlah besar pekerja migran mengambil bagian, sulit untuk menyediakan makanan dan tempat tinggal yang memadai di lokasi. ” (Tiongkok membangun rumah sakit baru dalam 10 hari untuk memerangi virus corona, 2 Februari 2020 [berita Xinhua — Red DK])

Semua sektor masyarakat Tiongkok berusaha membantu dengan cara apa pun yang memungkinkan. Penyedia telekomunikasi milik negara membentuk tanggap darurat untuk memfasilitasi komunikasi di Hubei, dan perusahaan farmasi milik negara telah menghentikan semua upaya-upaya mengatasi kendala dalam mengembangkan vaksin  melawan virus dan [beralih – Red DK] memercepat produksi perangkat tes dan peralatan medis.

Dan bahkan beberapa hotel milik pribadi di Wuhan menawarkan akomodasi gratis untuk setiap staf medis yang mungkin merasa kesulitan untuk mendapatkan transportasi pulang pada akhir sif [sif; shift – Red DK]

Semangat patriotisme dan persahabatan [sesama kamerad – Red DK] mungkin paling baik ditangkap oleh ucapan seorang penduduk paruh baya Wuhan, Ma Jiaqiang.

Ma, yang secara sukarela mengoperasikan penggali [ekskavator? – Red DK] selama delapan jam sehari di lokasi pekerjaan-konstruksi, merangkum perasaan banyak orang ketika dia  menjelaskan secara sederhana: “Saya bekerja di Wuhan. Ini rumah saya. Saya harus ambil bagian. Saya merasa terhormat bisa menjadi bagian dari pekerjaan ini. ” (Xinhua, op cit)

Sayangnya, semangat yang sama tidak menjiwai rantai superstore Prancis dan AS, Carrefour dan Wal-Mart, sekarang [mereka –Red DK] menghadapi denda berat karena menggunakan kesempatan krisis kesehatan untuk mendongkrak harga dan menipu pelanggan, meskipun telah diperingatkan tentang praktik ala prokol bambu [shystering – Red DK] ini. (Penelitian Global, op cit)

Seberapa luas jurang yang memisahkan nilai-nilai imperialis dari nilai-nilai yang dipegang kuat oleh rakyat Tiongkok!

Berbicara tentang kemajuan yang telah dibuat sejak pengalaman awal krisis Sars pada 2003, menteri luar negeri Tiongkok, Kamerad Wang Yi, mencatat:

“Dengan kepemimpinan kuat kamerad Xi Jinping dan keunggulan sistem sosialis, serta pengalaman dari Sars, kami lebih tegas dalam menangani epidemi ini dengan tindakan yang lebih kuat dan lebih cepat.”

Kami memiliki sebuah keyakinan bahwa Tiongkok akan bangkit dengan luar biasa menghadapi tantangan tersebut.

.

ooOoo