Komentar: Ini Akan Baik

untuk Tidak Seharusnya TPP Memainkan “Zero-Sum Game”∗  

.

oleh Jin Chen, Penerjemah, Penyunting (People’s Daily) /

Su Xiaohui, Penulis (People’s Daily Overseas Edition)

.

Sumber: People’s Daily, 8 Oktober 2015 Pk 17.19

Dibahasaindonesiakan oleh Redaksi Dasar Kita

.

Foto Arsip

Foto Arsip

.

Pembicaraan perdagangan bebas Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) [Trans-Pacific Partnership – Red DK] telah berakhir pada 5 Oktober 2015.

Para representatif  dari Amerika Serikat, Jepang, Australia, Kanada, Singapura, Brunei, Malaysia, Vietnam, Selandia Baru, Cile, Meksiko dan Peru mencapai kesepakatan pada TPP.

Presiden AS Obama mengatakan bahwa AS, bukan Tiongkok, harus menyusun aturan bagi perdagangan global, untuk membuka pasar baru produk Amerika sambil menata “standar tinggi” dalam melindungi para pekerja dan melestarikan lingkungan. Hal ini pasti akan berdampak pada Tiongkok. Namun, Tiongkok terus memertahankan sikap yang jelas ke arah itu.

Pertama-tama, adalah tak terhindarkan bagi Tiongkok untuk berhadapan dengan TPP. AS menetapkan TPP sebagai titik awal yang penting untuk “strategi menyeimbangkan kembali Asia-Pasifik” di bidang ekonomi. TPP yang mencakup negara-negara yang mewakili sekitar 40 persen dari keluaran [output – Red DK] ekonomi global dan hampir sepertiga dari volume perdagangan global, akan menjadi kesepakatan perdagangn bebas terbesar dalam sejarah. Oleh karena itu, Tiongkok akan memerhatikan dengan saksama isi spesifik dan tren perkembangan TPP.

Yang kedua, Tiongkok akan mempertahankan fokus strategisnya dalam menghadapi TPP. Saat ini, dari 12 negara yang berpartisipasi pada negosiasi TPP, lima telah mencapai kesepakatan perdagangan bebas dengan Tiongkok. Tujuh telah bergabung dengan “Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional” (RCEP) [Regional Comprehensive Economic Partnership – Red DK] dan Tiongkok juga merupakan anggota dari RCEP. Dalam tata kelola ekonomi global, 57 negara adalah anggota pendiri prospektif dari Bank Infrastruktur Investasi Asia (AIIB) [Asia Infrastructure Investment Bank – Red DK], yang meliputi lima benua, termasuk Asia, Oseania, Eropa, Amerika Latin dan Afrika.

Yang ketiga, Tiongkok memiliki penilaian yang obyektif atas TPP. Negosiasi intensif tentang TPP yang berlangsung selama lima tahun penuh kesulitan. Pertemuan terakhir tidak berjalan mulus. Selain itu, kesepakatan TPP hanya sebuah titik dalam proses. Tantangan dan ketidakpastian masih eksis dalam proses untuk memerolah persetujuan dari masing-masing negara.

Yang keempat, sebagai ekonomi terbesar kedua dunia dengan skala PDB $ 10 triliun dan negara perdagangan terbesar dunia, Tiongkok telah menjadi mitra yang tidak dapat diabaikan oleh banyak negara. Pasar Tiongkok sangat penting bagi negara-negara di seluruh dunia.

Yang terakhir, Tiongkok selalu percaya bahwa keterbukaan dan kerjasama sesuai dengan tren zaman. Tatanan ekonomi internasional harus dikembangkan dengan cara yang lebih adil dan wajar. Dunia sekarang bergerak ke depan untuk membangun sebuah komunitas. Ini akan baik untuk tidak seharusnya TPP memainkan “Zero-sum game” di bidang ekonomi. Hanya pembangunan bersama, saling menguntungkan dan hasilnya tak ada yang kehilangan (win-win result – Red DK), dapat menjadi solusi positif bagi aturan perdagangan.

.

Artikel ini disunting dan diterjemahkan dari “中国 相信 开放 合作 是 主流”, sumber: People’s Daily Overseas Edition, penulis: Su Xiaohui.

ooOoo

 ∗ Zero-Sum Game: Redaksi Dasar Kita mengacu Mas Gigih Uzaman’s blog.

Tinggalkan komentar