Tiongkok Menyumbang 100 % Pengurangan Jumlah Penduduk Dunia yang Hidup dalam Kemiskinan

.

Oleh John Ross

.

Sumber: blog John Ross Key Trends in Globalisation, China accounts for 100% of the reduction in the number of the world’s people living in poverty, 24 November 2013

Dibahasaindonesiakan oleh Redaksi Dasar Kita

.

Pada 2010 Profesor Danny Quah dari London School of Economics , mencatat: “Dalam 3 dasawarsa  terakhir, Tiongkok sendiri telah mengangkat lebih banyak orang keluar dari kemiskinan ekstrim dibandingkan jumlah tersisa gabungan seluruh dunia.

Artinya, pengurangan kemiskinan ($1 per hari) Tiongkok  sebanyak 627 juta pada 1981 hingga 2005 melebihi penurunan kemiskinan ekstrim ekonomi global total, dari 1,9 miliar menjadi 1,4 miliar selama periode yang sama.”

Maksud artikel ini, adalah untuk menganalisis keadaan tersebut dengan menggunakan data-data yang dipublikasikan tiga tahun setelah analisis Quah itu; melihat kecenderungannya tidak hanya dari kemiskinan, dimana Bank Dunia menghitung menggunakan pengeluaran sebesar $ 1,25 sehari atau kurang, menilik definisi kemiskinan sedikit lebih lebar (pengeluaran $ 2 sehari), dan membandingkan tren di kawasan lain dari ekonomi dunia.

Kesimpulannya, sederhana. Kesimpulan Quah masih bertahan.

Tiongkok bertanggung jawab 100 % atas  pengurangan jumlah penduduk yang hidup dalam kemiskinan  di dunia.

Temuan ini adalah latar belakang yang diperlukan untuk setiap diskusi serius dan penuh informasi tentang peran Tiongkok dalam ekonomi dunia dan kontribusinya terhadap hak asasi manusia.

* * *

Ada banyak statistik ekonomi yang luar biasa tentang Tiongkok.

  • Tiongkok dipadati 22 % populasi dunia saat reformasi yang dimulai pada 1978, sehingga persentase penduduk dunia yang secara langsung memeroleh manfaat dari pertumbuhan pesat ekonomi Tiongkok itu adalah tujuh kali dari 3 % populasi dunia di AS atau Jepang ketika mereka mulai tumbuh pesat, atau 2 % populasi dunia di Inggris pada saat Revolusi Industri .
  • Kenaikan rata-rata PDB [Pendapatan Domestik Bruto; GDP Gross Domestic Product—Red DK] per kapita Tiongkok 9,9 % selama dua rencana lima tahun terakhir, adalah pertumbuhan ekonomi tercepat per kapita yang pernah dicapai oleh sebuah negara besar dalam sejarah umat manusia.
  • Pada periode yang sama rata-rata kenaikan tahunan 8,1 % konsumsi rumah tangga Tiongkok, dan peningkatan tahunan 8,3 % pada konsumsi total, termasuk belanja negara pada pos penting bagi kualitas hidup seperti pendidikan dan kesehatan, adalah yang tercepat dari ekonomi utama [major economy] mana pun. Ditambah dengan harapan hidup di atas apa yang diekspektasi [diharapkan] dari PDB per kapita Tiongkok, adalah bukti pengalaman Tiongkok atas peningkatan paling pesat standar hidup [living standards] [dibanding] negara manapun.
  • Diukur dalam Paritas Daya Beli (PDB) [PPP Parity Purchasing Power]—yang merupakan peningkatan riil dalam keluaran [output] baja, mobil, transportasi, jasa dll; peningkatan absolut terbesar dalam keluaran yang pernah tercatat dalam satu tahun oleh AS pada 1999 ketika menambahkan $ 567 milyar pada keluaran. Namun pada 2010 Tiongkok menambahkan $ 1,126 miliar—lebih dari dua kali peningkatan keluaran dalam satu tahun yang pernah dicapai oleh sebuah negara lain [AS] dalam sejarah umat manusia .

Namun, impresif [yang mengesankan] seperti statistik tersebut, dari sudut pandang kesejahteraan umat manusia, ada lagi bukti yang mengerdilkan seluruhnya yang lain: kontribusi Tiongkok terhadap pengurangan kemiskinan manusia tidak hanya dalam batas-batas negaranya sendiri tetapi pada dampaknya terhadap dunia. Tetap ada fakta mencengangkan, bahwa Tiongkok telah bertanggung jawab untuk seluruh penurunan jumlah rakyat yang hidup dalam kemiskinan absolut di dunia!

Untuk memerlihatkan hal ini, tabel di bawah ini memberikan jumlah [jiwa dalam juta] mereka yang di Tiongkok dan di belahan dunia lainnya yang hidup dengan pengeluaran kurang dari dua ukuran standar digunakan oleh Bank Dunia untuk mengukur kemiskinan. Ini adalah kriteria-kriteria kemiskinan ekstrim, pengeluaran kurang dari $ 1,25 sehari ( $ 37,5 per bulan) dan mereka yang hidup dalam kemiskinan: pengeluaran $ 2 sehari ($ 60 per bulan). Grafik yang menunjukkan trennya ada di akhir artikel.

Pada 1981, menurut data Bank Dunia, 835 juta [bukan 972 juta sesuai tabel] orang di Tiongkok hidup dengan pengeluaran kurang dari $ 37,50 per bulan [$1,25 per hari]. Pada  2008 hal ini telah direduksi menjadi 173 juta, pada 2009 turun ke 157 juta. Konsekuensinya,  662 juta orang terangkat dari kemiskinan ekstrim di Tiongkok dalam dua puluh tujuh tahun hingga 2008 dan 678 hingga 2009.

Sebaliknya jumlah orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrim seperti di luar Tiongkok meningkat sebesar 50 juta antara tahun 1981 dan 2008—jumlah orang yang mencagun [muncul/emerging—Red DK/Endarmoko, 2006; Echols-Shadily, 2005] dari kemiskinan kurang dari peningkatan populasi. Hal ini disebabkan kenaikan jumlah orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrim di sub-Sahara Afrika. Konsekuensinya, Tiongkok bertanggung jawab atas 100 % pengurangan jumlah penduduk dunia yang hidup dalam kemiskinan ekstrim.

Menganalisis mereka yang hidup dengan $ 2 per hari ($ 60 per bulan), masih sebuah figur yang sangat rendah, trennya bahkan lebih mencolok. Jumlah orang di Tiongkok yang hidup dengan figur ini atau kurang menurun dari 972 juta pada 1981, menjadi 395 juta pada 2008, menjadi 362 juta pada 2009. Jumlah yang hidup dengan pengeluaran sebesar $ 60 per bulan atau kurang di Tiongkok menurun dengan 577 juta pada 2008, dan dengan 610 juta pada 2009.

Sebaliknya jumlah mereka yang hidup pada tingkat kemiskinan ini di dunia di luar Tiongkok naik dari 1.548 juta [1,548 miliar] pada 1981 menjadi 2.057 juta [2,057 miliar] pada 2008—peningkatan sebesar 509 juta jiwa. Sekali lagi, Tiongkok menyumbang seluruh pengurangan jumlah orang di dunia yang hidup pada tingkat kemiskinan ini.

Karena itu nyaris mustahil untuk membesar-besarkan kontribusi apa dari progress ekonomi  yang dibuat Tiongkok, yang tidak hanya untuk rakyatnya sendiri tetapi untuk kesejahteraan seluruh umat manusia. Tanpa Tiongkok, tidak akan ada secara harafiah pengurangan penduduk dunia yang hidup dalam kemiskinan .

Dampak akbar pada kesejahteraan manusia ini tidak hanya dalam efek langsung terhadap pendapatan dan pengeluaran pribadi. Tapi juga konsekuensi tidak langsungnya untuk kesejahteraan umat manusia. Untuk mengambil contoh sederhana.

  • Harapan hidup di Tiongkok, sembilan tahun lebih lama dari pada di India—negeri yang pada akhir tahun 1940-an memiliki PDB per kapita yang lebih tinggi dibandingkan Tiongkok.
  • Pada jumlah per seribu orang, Tiongkok  memiliki 66 % lebih banyak perawat dan bidan serta 160 % lebih banyak dokter ketimbang India.
  • Di Tiongkok, tingkat melek huruf untuk perempuan berusia 15-24 adalah 99 % , sesuai data terbaru Bank Dunia, sedangkan untuk India adalah 74 %.
  • Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup [live birth], di Tiongkok  12 dibandingkan dengan 44 di India .

Pengaruh langsung dan tidak langsung membawa orang keluar dari kemiskinan juga merupakan kontribusi terbesar yang dapat dilakukan terhadap hak-hak asasi manusia. Kenyataan bahwa Tiongkok yang membawa 600 juta jiwa lebih keluar dari kemiskinan, bermakna tidak ada negara lain di dunia yang berkontribusi bahkan sedikit saja seperti pada  kesejahteraan manusia dan hak-hak asasi manusia riil Tiongkok.

.

Catatan (tidak dibahasaindonesiakan)

Quah, D. (2010, May). ‘The Shifting Distribution of Global Economic Activity’.Retrieved January 2, 2012, from London School of Economics: econ.lse.ac.uk/~dquah/p/2010.05-Shifting_Distribution_GEA-DQ.pdf [Format PDF  — Red DK]

ooOoo

 

Catatan Redaksi Dasar Kita

dk-83a-john-ross-bio

 

 

John Ross saat ini adalah Peneliti Senior di Institut Studi Finansial Chongyang, Universitas Renmin Tiongkok [Senior Fellow at Chongyang Institute for Financial Studies, Renmin University of China].

Selengkapnya dalam Bahasa Inggris klik John Ross Biography atau data terbarui About John Ross di blog beliau yang lain lagi Learning from China.

.

.

.

Versi Bahasa oleh Redaksi ini adalah sepengetahuan dan seijin John Ross melalui surat elektronik-Tweeter, meski kesalahan baik grafis maupun konten/isi dari versi Bahasa ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Redaksi,  di mana secara khusus beliau berharap para pembaca blog Redaksi Dasar Kita akan menyukai tulisannya ini. 

 Kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama dan ijin yang diberikan oleh John Ross.

.

Simak/klik hlm HK-2. Artikel-artikel John Ross dalam Versi Bahasa di Blog Dasar Kita (termasuk artikel ini butir 2):

 

 

 

 

 

.

Tinggalkan komentar