Kilasan Mancanegara

.

Suriah: Bidasan Carlos Martinez atas Pernyataan Keliru Tariq Ali

.

(Seyogianya simak dulu pengantar kami mengawali pengeposan kali ini:

Suriah, (Ternyata) Salah Satu Beyond the Axis of Evil — Sikap Seorang Kiri Inggris; Tariq Ali vs Carlos Martinez)

.

Carlos Martinez, Redaksi blog Agent of Change, pada 15 Februari 2012 lalu, menurunkan risalah bertajuk (tidak diterjemahkan—Red) Response to Tariq Ali’s incorrect statements about Syria. Sebuah risalah bidasan (respons) terhadap wawancara Tariq Ali di Russia Today.

Risalah Martinez yang Redaksi temui pertama kali di blog BJ Murphy The prison gates are open … di situ disebutkan sumber: Lizzie Phelan.

Risalah Martinez ini menarik, setidaknya menurut hemat Redaksi.

Alasannya, pertama, terkait kisruh di Suriah yang belum pernah diangkat  Redaksi sebelumnya. Sekaligus, sebagai “warita perdana” mengawali halaman baru di blog ini: Kilasan Mancanegara.

Kedua, Tariq Ali, yang disebut Martinez “ikon kondang kalangan kiri Inggris; seorang penulis dan orator berbakat; kerap mengutarakan hal-hal cukup baik”; bagi Redaksi sendiri pernah berjumpa dengannya di Jurnal Bersatu  Edisi Mei 2008. Dalam artikel di jurnal tersebut terkait kematian Benazir Bhutto bertajuk (penulisnya Amouz, meminjam tajuk risalah BR Gowani Sixty Years Gone, More Sad is Its Plight, Benazir’s Death in Crisistan  yang dimuat di majalah Counter Punch, Edisi Tahun Baru, Januari 2008) Enampuluh Tahun Berlalu, Kesedihannya Bertambah Sedih, Kematian Benazir di Krisistan.

Ali—bersama Gowani—oleh Amouz dijadikan narasumber dalam menyoal keterlibatan Amerika di Krisistan–julukan Gowani untuk Pakistan yang dirundung krisis demi krisis. (Simak hlm 18b atau klik ini)*

Artinya, lewat risalah Martinez ini, mafhumlah kita, “kiri” macam apa seorang Tariq Ali—sebagai sebuah ajar atawa petunjuk: jangan-jangan yang mengklaim diri “progresif/radikal kiri” di Nusantara tercinta ini kebanyakan senada Ali.

“Tariq Ali membuat sejumlah pernyataan keliru dan tak dapat dibenarkan dalam wawancaranya baru-baru ini di Russia Today tentang Suriah,” demikian Martinez mengawali risalahnya. Dengan memberikan gambaran figur Ali seperti sudah disinggung di atas, Martinez kemudian menimpali “Karena itu komentar-komentarnya itu sangat berbahaya, lantaran dapat dipercaya oleh banyak orang progresif/radikal.”

Marilah kita simak “klaim Ali yang keliru” itu seperti yang ditulis Martinez lebih lanjut (dibahasaindonesiakan oleh Redaksi termasuk alinea-alinea baru yang tidak sesuai asli tanpa sedikit pun Redaksi menyentuh isinya, semata untuk memudahkan pembaca di layar monitor; juga dua pemberian sub tajuk berikut–Red) di bawah ini.

Klaim Keliru Tariq Ali (1): Bashar Harus Dijorokkan Keluar, Tapi Tanpa Bom

Ali mengklaim bahwa “mayoritas rakyat Suriah menginginkan keluarga Assad keluar”.

Ini bukanlah klaim yang bakal dibuat oleh orang dengan pemahaman atas politik Suriah, atau setidaknya oleh orang berhati nurani baik. Pemerintah menjadi populer dan terus menjadi lebih “populer” karena upayanya untuk menghentikan perang saudara. Fakta ini bahkan kadang diakui oleh pewarta arus-utama—simak misalnya risalah Jonathan Steele baru-baru ini di The Guardian.

Ali bergabung dengan kaum kiri barat gadungan yang ada dalam seruan untuk penggantian rezim tanpa bom dengan mengumandangkan bahwa Bashar “harus dijorokkan keluar”.

Tentu saja, hal itu akan merupakan politik bunuh diri bagi Ali dalam mendukung intervensi militer barat; makanya ia menyerukan Rusia, Tiongkok, Iran dan Hesbullah dalam menggunakan pengaruh mereka membujuk Bashar untuk turun: “Tekanan nir-kekerasan dari luar harus tetap dipertahankan untuk mengatakan pada Bashar ia harus pergi …Negara-negara yang bukan merupakan musuh Suriah, termasuk Rusia dan Tiongkok (Republik Rakyat Tiongkok—Red) harus meningkatkan tekanan pada Bashar untuk angkat kaki.”

Dengan kata lain, Ali menyokong sepenuhnya operasi penggantian rezim, lamun ia kepingin hal itu terjadi lewat “tekanan nir-kekerasan”.

Klaim Keliru Tariq Ali (2): Emoh Menyoal: Kenapa Barat Ingin Bashar Pergi atau Bila Bashar Jatuh

Ia (Ali—Red) tidak membicarakan isu-isu pelik semisal mengapa barat begitu dangkar (berkeras hati—Red) agar Bashar pergi, atau apa politik saat ini berada dalam posisi untuk mengisi kevakuman kekuasaan yang timbul bila pemerintah Baath jatuh.

Ia nyaris sampai pada pengakuan bahwa Perkerabatan Muslim/Ikhwanul Muslimin (Muslim Brotherhood—Red) akan mendominasi panggung politik jika kaum Baathis dikalahkan, dan sekalipun ia menyadari bahwa hal ini dapat mengakibatkan perpecahan sektarian yang mendalam, lamun ia berpikir ini adalah lebih baik untuk kelanjutan nasionalisme sekular Baath: “Kemungkinan bahwa Ikhwanul di Suriah akan menargetkan minoritas, tapi jika ini yang diinginkan mayoritas rakyat, maka sayangnya hal itu akan terjadi, cepat atau lambat.”

Jadi menurut logika Tariq Ali, pembersihan etnis tidak bisa dihentikan bila itu adalah keinginan mayoritas!

Anehnya, Ali menganggap pas memberi label pemerintah Suriah “Kelompok sektarian”. Hal ini konsisten dengan narasi arus utama, yang menuduh para penguasa Suriah adalah sektarian Alawit.

Lamun, tuduhan ini tak lain adalah propaganda perang; tidak berdasarkan fakta.

Ada banyak hal yang dapat membenarkan kritikan atas negara Suriah, tapi sektarianisme agama bukanlah salah satunya.

Kenyataannya, nasionalisme sekular anti-sektarian adalah salah satu karakteristik yang didefinisikan negara Suriah—rekornya mengesankan untuk wilayah yang secara historis tercabik provokasi fanatisme sektarian Inggris/Prancis/Turki/Amerika. Kaum Assad selalu berupaya untuk membangun basis kekuatan yang melintasi perbedaan agama.

Sementara itu, kelompok-kelompok yang didanai NATO-GCC (North Atlantic Treaty Organization/Pakta Pertahanan Atlantik Utara–Gulf Co-operation Council/Dewan Kerja Sama Teluk**–Red) sesungguhnya ADALAH sektarian. Dan rezim-rezim Timur Tengah yang sangat digandrungi Amerika (semisal Arab Saudi, Israel, Bahrain) sesungguhnya ADALAH sektarian.

Secara kebetulan, menarik bahwa sebagian besar pemerintah sekular, setidaknya sektarian, dalam sejarah modern Timur Tengah (Nasser Mesir, Khadafi Libia, Saddam Irak, Assad Suriah) sangat dibenci imperialisme barat.

Mengabaikan pernyataan Dewan Nasional Suriah (DNS/Syrian National Council;kelompok oposisi orang-orang Suriah pelarian—Red) yang bermaksud mengakhiri hubungan dengan Iran, Hesbullah dan Hamas; serta mengabaikan dukungan terbuka DNS untuk Gerakan Hijau Iran (demo anti pemerintah Iran 14/2/12—Red), Tariq Ali mengatakan ia tidak “berpikir jatuhnya Assad akan memengaruhi Iran, lantaran hal itu akan menjadi kepentingan pemerintah Suriah—jika Suriah sebuah pemerintahan yang demokratis dan representatif—untuk menjaga hubungan baik”.

Sekali lagi, Tariq Ali menolak untuk mengakui komposisi “aktual” dari kelompok oposisi, yang didominasi oleh antek-antek liberal pro-barat dari DNS di satu pihak, dan oleh kaum supremasi Sunni di pihak yang lain—dua kelompok tak terdamaikan yang memusuhi Iran dan Hesbullah.

Ali telah menelan begitu banyak media berinformasi keliru lalu ia berpikir kelompok oposisi terutama terdiri dari para pemrotes yang manis-manis, berhaluan kiri, demokratis, sekular penuh kedamaian. Hal yang sangat bayan (gamblang—Red) tidaklah demikian.

Mereka yang sejatinya menginginkan reformasi di Suriah tegas-tegas berpihak pada pemerintah melawan konspirasi dan intervensi. Seperti tulis Alistair Crooke: “Di sana ada ini: massa menuntut reformasi. Lamun secara paradoks—dan bertentangan dengan narasi “kebangkitan”—banyak rakyat Suriah juga percaya bahwa Presiden Bashar al-Assad berbagi dengan keyakinan mereka untuk reformasi.”

Tariq Ali mengakhiri wawancara dengan mengatakan: “bila klan Assad menolak untuk melepaskan cengkeramannya atas negeri itu, cepat atau lambat semacam bencana akan terjadi, mungkin melibatkan intervensi. Apakah mereka ingin berakhir seperti Khadafi atau Saddam, digantung oleh massa yang didukung tentara barat?” Artinya: Assad harus turun dan meninggalkan rakyat Suriah, kalau tidak barat akan menurunkannya. Saya, misalnya, lebih memilih tilikan (sentimen—Red) Emiliano Zapata: “Lebih baik mati bertumpu kakimu dari pada hidup bertumpu lututmu”.

Sangatlah tidak cukup menyerukan penggantian rezim tanpa-bom, lewat NATO-GCC yang membiayai kelompok-kelompok oposisi, ketimbang pesawat-pesawat tempur NATO-GCC.

Kita harus merapatkan barisan untuk melawan musuh lebih besar: imperialisme dan zionisme.

Mao menulis di Dalam Kontradiksi (On Contradiction):

“Ketika imperialisme menggelongsorkan (meluncurkan—Red) agresi terhadap negara semacam itu, seluruh kelas yang berbagai rupa itu, kecuali sebagian yang pengkhianat, sementara dapat bersatu di dalam sebuah perang nasional melawan imperialisme.

Pada saat demikian, kontradiksi antara imperialisme dan negara bersangkutan menjadi kontradiksi pokok, sementara seluruh kontradiksi di antara berbagai rupa kelas di dalam negara itu (termasuk apa yang tadinya menjadi kontradiksi pokok, antara sistem feodal dan massa rakyat yang besar) sementara diturunkan ke posisi sekunder dan subordinat.

Demikian yang terjadi di Tiongkok dalam Perang Opium (Candu–Red) tahun1840, Perang Cina-Jepang 1894 dan Perang Yi Ho Tuan 1900, serta begitu pula yang terjadi saat ini Perang Cina-Jepang.”

Demikianlah situasi saat ini di Suriah.

ooOoo

Catatan Redaksi .

* Tindaian (scanning)  majalah Jurnal Bersatu Edisi Mei 2008 sengaja dibatasi pada tiga tulisan yakni dari Hamdani, MZ Hussein dan Amouz; dengan alasan ketiganya, menurut hemat Redaksi, setidaknya “sejalan” dengan blog Dasar Kita ini.
.

** GCC Gulf Co-operation Council atau Dewan Kerja Sama Teluk terdiri dari negara-negara Bahrain, Kuwait, Qatar, Oman, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Terkait kisruh yang melanda kawasan Timur Tengah, GCC oleh pewarta arus utama diplesetkan menjadi Gulf Counter-revolutionary Club/Klub Kontra-revolusioner Teluk. (Simak The Economist). Hal yang menurut hemat Redaksi, sadar atau tidak sadar, dalam konteks kaum Marxis-Leninis ternyata sangat pas bila dilabelkan pada NATO-GCC.


Satu tanggapan »

  1. Hello,

    Very nice web site, guy!! … Beautiful … Amazing …

    I’ll bookmark your website and take the feeds also? I am happy to seek out numerous useful information here within the publish, we want develop extra techniques in this regard.

    Thank you for sharing.

    Redaksi Dasar Kita

    Terima kasih Maribel dari situs/web “Obangsaek” yang telah mampir dan meninggalkan komentar di blog kami.

    Pertama-tama, mohon maaf, seperti kepada para Pembaca Budiman yang lain, kami menjawab dalam Bahasa Indonesia.

    Terima kasih pula atas komentar sangat positif, serta sejujurnya, kami mengharapkan komentar Anda tentang Republik Demokratis Rakyat Korea (RDRK). Khususnya, beberapa artikel yang kami muat terkait negara sosialis itu.

    Soalnya, dari halaman “About” situs Anda, hemat kami, “Obangsaek” sangat politik sifatnya khususnya dalam hubungannya dengan upaya untuk “sebuah” Korea.

    Dan blog kami yang juga bersifat politik dalam konteks negeri kami, Indonesia, yang (kami coba ikut upayakan dalam langkah sangat sangat kecil lewat blog ini) sedang kembali ke jati dirinya: bercita-cita paralel seperti yang ditegakkan dengan jelas di RDRK melalui ideologi Juche.

    Kami tunggu komentar dimaksud dari Anda.

    Omong-omong, kami heran kenapa email Anda oleh Akismet diidentifikasi sebagai “spam”. Artinya, apakah Anda sengaja memanfaatkan “spam” untuk mempromosikan situs Anda? Kami berharap, dugaan kami keliru.

    Soalnya, situs Anda sangat berbeda. Bukan seperti situs-situs yang selama ini mengirim email “spam” ke kami, untung Akismet memproteksinya–terima kasih banyak Akismet dan WordPress.com.

    Tapi, email Anda bagaimana pun malah menginspirasikan kami untuk memelajari lagi tentang apa itu “spam” dan mencoba lebih kritis terhadap email-email “spam” yang masuk. Terima kasih Maribel.

    Ciri komentar-komentar dari email-email itu, sebagian besar berisi puja-puji selangit–serupa, maaf, komentar Maribel.

    Dan tidak pernah kami temukan yang mengomentari isi dari halaman dimaksud–yang itu-itu saja: hlm 18a. Kecuali kalimat-kalimat “umum”, khas kata-kata pariwara, yang seringkali mirip malah sama dengan komentar-komentar sebelumnya dari pengirim berbeda. Seakan dari seseorang atau kelompok yang sama dengan memiliki banyak email.

    Satu hal lagi, WordPress.com tidak mengindikasikan sama sekali bahwa ada pengunjung ke hlm 18a, misalnya. Ketika ada “spam” yang mengomentari hlm 18a. Ini satu lagi bukti, setidak bagi kami, bahwa “spam” memiliki “cara/jalur tersendiri” untuk “memasuki” sebuah blog/situs. Sehingga, mengharapkan penulis email “spam” untuk mengomentari isi dari halaman dimaksud (hlm 18a dalam konteks ini) adalah kemustahilan. Sang penulis, kami duga kuat, tidak membaca sama sekali halaman dimaksud.

    Karenanya, beberapa email “spam” yang sudah terlanjur dimuat dan ditanggapi, kami putuskan menghapusnya dari blog Dasar Kita ini.

    Bukan berarti kami menolak mentah-mentah “spam”. Malahan bagi kami, tidak pertama-tama peduli dengan blog/situs para pengirim email “spam” (kecuali tentunya menyangkut pornografi atau hal-hal lain secara kasus per kasus kami nilai sangat bertentangan dengan misi blog ini)–yang sebagian besar bukan menyoal masalah kemasyarakatan, sosial politik ekonomi budaya. Sepanjang menanggapi isi tulisan dalam blog ini, kami pastikan akan direspons.

    Hal yang sudah terbukti pada email Anda ini. Yang meski tidak menanggapi langsung atas isi halaman yang dikunjungi (18a), lamun setelah disimak isi situsnya, kami putuskan merespons. Dengan harapan dan penantian atas respons balik dari Anda/”Obangsaek” seperti disampaikan di atas. Termasuk respons Anda atas isi tulisan di hal 18a ini.

    Salam hangat

    Catatan Redaksi Dasar Kita

    Setelah nyaris 3 bulan kami menanggapi Kawan Pembaca Budiman Maribel, mengejutkan. Arus “spam” yang tadinya deras mengalir ke blog kami kini turun drastis. Praktis dalam hitungan jari.

    Jadi, kalau kami boleh memberikan tip.

    Jangan pernah mengomentari/menjawab “spam” yang penuh puja puji lamun ternyata tidak mengomentari tulisan kita. Justru ini cara beriklan blog yang bersangkutan lewat jalan pintas.

    Gratis tapi murahan. Dan gagal.

    Suka

Tinggalkan komentar