Warita/Risalah Sekilas Mancanegara 14 Mar ’14-Terbarui (1/2)

95,5 Persen Pemilih Crimea Mau Bergabung dengan Rusia

.

Sumber: Kompas.com, 17/3/2014

Senin, 17 Maret 2014 | 07:40 WIB

BBC
Sebagian warga Crimea merayakan hasil referendum yang digelar Minggu (16/03).

KIEV, KOMPAS.COM — Sekitar 95,5 persen pemilih Crimea memilih untuk bergabung dengan Rusia dan berpisah dengan Ukraina dalam referendum yang keabsahannya disengketakan. Sejauh ini lebih dari 50 persen kertas suara telah dihitung. Para pemilih diminta menentukan dua pilihan untuk bergabung dengan Rusia atau tetap bersama Ukraina dengan otonomi lebih besar.

Sesudah penghitungan suara (16/3/2014), pemimpin wilayah otonom Crimea yang menjadi bagian Ukraina ini mengatakan ia akan mengajukan permohonan agar Crimea masuk menjadi bagian Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya telah menyatakan akan menghormati keinginan rakyat Crimea.

Banyak warga Crimea yang setia terhadap Pemerintah Ukraina memboikot referendum, terutama dari kelompok etnik Tatar dan Ukraina.

Penduduk Crimea terdiri dari 58 persen etnik Rusia. Sisanya adalah etnik Ukraina dan Tatar.

Pasukan pro-Rusia mengambil kendali Crimea pada Februari lalu, setelah presiden Ukraina yang pro-Moskwa, Viktor Yanukovych, digulingkan oleh demonstrasi massal.

Pemerintah Rusia mengatakan, Presiden Putin dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah berbicara melalui sambungan telepon dan sepakat mencari jalan menstabilkan Ukraina. Namun, tidak lama setelah tempat pemungutan suara ditutup, Amerika kembali menyampaikan ancamannya untuk menjatuhkan sanksi kepada Rusia.

Sementara itu, Uni Eropa mengatakan pemungutan suara “tidak sah” dan “hasilnya tidak akan diakui”.

Amerika dan Uni Eropa sebelumnya menyatakan referendum di Crimea ilegal.

Editor: Egidius Patnistik
Sumber: BBC Indonesia
ooOoo
.
Catatan Redaksi Dasar Kita
.
Redaksi merasa perlu mengutip utuh warita Kompas.com ini. Untuk menjadi bagian dari pewartaan warga dari kami–bersifat nirprofit ini–menyoal kedaulataan sebuah negeri, Krimea, yang dikehendaki oleh mayoritas rakyatnya.
.
Ketika, lagi-lagi pihak Barat (AS dan sekutunya) selalu saja menyoal “demokrasi” versi mereka, sesuai citra mereka sebagai imperialis.
.
Lalu, omong kosong soal hukum internasional. Hal yang terang-terangan diabaikan saat mereka menginvasi, campur tangan secara militer di Irak, Libia, Suriah. Dan kini sedang bersiap-siap dengan kekuatan militer dan sanksi terhadap Rusia.
.
Kaitan dengan kita? Kedaulatan berarti juga martabat sebuah nasion. Dan itu dikontribusikan oleh jati diri yang khas negeri bersangkutan. Ditentukan oleh syarat-syarat material dalam perjalanan sejarah, historical movement, yang unik milik mereka.
.
Presiden Jokowi, Redaksi harapkan kelak, akan membuat sebuah keputusan untuk membatalkan demi hukum UUD 2002 cacat hukum itu. Dengan konsekuensi paling “buruk” kita diametral dengan Barat. Melanjutkan perjuangan kemerdekaan yang sudah dicanangkan pada 17 Agustus 1945.
.
Kampanye pemilu legislatif yang Jokowi awali dari sarana-sarana fisik saksi dan bukti sejarah berdirinya sebuah Republik Indonesia, adalah sebuah tebar greget jauh di atas kegentaran kita menghadapi kaum imperialis.
.
Bukan semata meneruskan sikap anti-Barat-imperialis Soekarno. Tapi itu tadi. Untuk sebuah RI bermartabat. Sebuah RI perkasa berjati diri 3-sakti. (Simak hlm 42a)
.
Krimea juga Rusia menginspirasikan!

Tinggalkan komentar